Cairan
dan elektrolit
Keseimbangan
cairan dan elektrolit
Mempertahankan volume cairan tubuh agar relatif konstan dan komposisinya
tetap stabil penting untuk homeostasis. Homeostasis
adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem
tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua
kebutuhan dari tubuh.
Kompartemen
cairan tubuh:
Semua cairan tubuh didistribusikan terutama diantara
2 (dua) kompartemen:
a. Cairan ekstra sel: 1. Cairan
intertisial.
2. Plasma darah.
b. Cairan intra sel.
Ada
juga kompartemen cairan lainnya yang kecil yang
disebut cairan trans
selular,meliputi :
-
cairan dalam rongga sinovial.
-
Cairan dalam peritoneum.
-
Cairan intra okular.
-
Cairan serebrospinal.
Cairan tersebut biasanya dianggap jenis cairan
ekstra sel khusus walaupun mempunyai komposisi
yang berbeda dengan komposisi plasma atau cairan Interstisial.
Cairan trans selular seluruhnya berjumlah 1-2 liter.
Distribusi cairan tubuh
Rata-rata orang BB 70 Kg memiliki total cairan tubuh 60 % BB atau sekitar
42 liter. Presentase bisa berubah tergantung umur,kelamin
dan derajat obesitas.Seiring
dengan pertumbuhan persentase total cairan tubuh terhadap BB
berangsur akan menurun,akibat peningkatan lemak tubuh.Wanita umumnya mempunyai lemak tubuh lebih banyak
dari laki-laki wanita mempunyai
lebih sedikit
cairan dibanding laki-laki dengan BB sama.
1. Cairan Intrasel.
Sekitar
28-42 liter cairan tubuh ada didalam 75 triliun sel
dan secara keseluruhan
disebut cairan Intrasel .Jadi cairan Intrasel merupakan 40% dari
BB total pada orang “rata-rata”.Cairan masing-masing sel mengandung campuran tersendiri
dengan berbagai zat namun konsentrasinya
hampir sama antara satu sel dengan sel lainnya.
2.Cairan ekstrasel.
Semua cairan diluar sel secara keseluruhan disebut
cairan ekstrasel
.Cairan ini
merupakan 20 % dari BB,atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan BB
70 Kg.Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel :
1.Cairan
Interstisial.
Berjumlah > ¾ bagian dari cairan ekstrasel.
2.
Cairan Plasma.
Berjumlah ¼ bagian cairan ekstrasel atau sekitar 3
liter.Plasma adalah bagian darah yang tidak mengandung sel, plasma terus
menerus menukar zat dengan cairan Interstisial melalui pori-pori membran intra
kapiler. Pori-pori ini sangat permiabel utk semua zat yang terlarut dalam
cairan ekstrasel kecuali protein.
3. Volume Darah.
Darah mengandung cairan ekstrasel (cairan
dalam plasma) dan cairan intrasel ( dalam sel darah
merah/eritrosit).Akan tetapi darah dianggap sebagai kompartemen cairan terpisah,karena
darah berada didalam ruangnya tersendiri (pembuluh darah).Volume darah penting untuk
mengatur dinamika sitem kardiovaskuler.Rata-rata volume darah orang dewasa
adalah 7 % dari BB atau sekitar 5 liter.Sekitar 60 % darah
berupa plasma, 40 % berupa sel darah merah. Tetapi presentase ini bervariasi
pada masing-masing orang tergantung jenis kelamin,berat badan dsb.
Prosentase total cairan tubuh dibanding
BB
1.oksigenyang
berasal dari paru-paru
2.nutrisi
yang berasal dari saluran pencernaan
3.produk
metabolisme seperti karbondioksida
4.ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul disebut juga
elektrolit.Seperti sodium klorida dipecah menjadi satu ion natrium atau sodium
(Na+) dan satu ion klorida (CL-).Ion yang bermuatan
positif disebut kation sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion.
Fungsi Cairan
1.mempertahankan
panas tubuh dan pengaturan temperartur tubuh
2.transpor
nutrisi ke sel
3.transpor
hasil sisa metabolisme
4.transpor
hormon
5.pelumas
antar-organ
6.mempertahankan
tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.
Keseimbangan cairan
Ditentukan oleh intake cairan dan output caran.Intake cairan berasa dari
minuman dan makanan.Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800-2500
mi/hari.pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1200-1500 ml/hari,feses
200 ml,paru-paru 100-200 ml dan kulit 600-800 ml.
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit:
1.Usia
Semakin muda usianya smakin banyak total cairan tubuh.Pada usia bayi
pergerakan cairan lebih mudh terjdi sehingga rentan dehidrasi.
2.Temperartur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan bekeringat sehingga pengeluaran cairan
akan lebih banyak.Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak
15-30 gram/hari.
3.Diet
Pada keadaan normal sekitar 1000 ml ir berasal dri makanan dengan
demikian intake makanan yang kurang akan mempengaruhi jumlah cairan tubuh.
4.Stres
Stres dapat menimbulkan peningktan metabolisme sel,konsentrasi darah,dan
glikosis otot,mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
5.Sakit kronis
Penyakitnya diantara lain adalah gagal ginjal,gagal jantung,pasien
sirotis hepatis dan paru-paru.
6.Pembedahan dan trauma jaringan
Pada saat pembedahan dan trumajaringan terjadi pendarahan yang
mengakibatkan ketidakseimbangan cairan.
7.Mual dan muntah
Muntah yang lama da banyak berpotensi terjadi ketidakseimbangan asam
basa,pasien akan mengalami kehilangan ion hidrogen sehingga menjadi alkalosis.
8.Diare
Cairan dari usus yang keluar banyakmengandung bikarbont sehingga pasien
diare dapat mengakibatkan asidosis metbolik.
9.Diaforesis
Pengeluaran keringat yang berlebihan terjadi pada peningkatan aktivitas
fisik,demam,dan terpapar suhu lingkungan yang panas.
10.Luka Bakar
Pelindung utama terhadap pengeluaran cairan tubuh dan dapat menimbulkan
kehilangan cairan,elektrolit dan protein plasma.
12.Penggunaan diuretik
Berperan dalam peningkatan eskresi cairan dan elektrolit tubuh,digunakan
oleh pasien dengan edema gagal jantung dan gagal ginjal.
13.Kehamilan
Hiperemesis pada wanita hamil mengakibatkan pengeluaran cairan dan
elektrolit berlebihan.Karena hamil juga mengakibatkan bendungan ven terutama
pada ekstremitas sehingga edema dapat terjadi.
Hormon yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit :
1. ADH
Fungsi:
Menurunkan produksi urin dengan cara meningkatka reabsorpsi air oleh tubulus
ginjal.
Keadaan
kurang air → osmolaritas darah meningkat → kelenjar hipofisis merespon dengan
melepaskan ADH → reabsorpsi tubulus ginjal meningkat → air dikembalikan ke
sirkulasi darah → haluaran urin berkurang
2. Aldosteron
Merupakan
suatu mineral kortikoloid yang diproduksi korteks adrenal.
Fungsi :
Mengatur keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal
mengsekresi kalium dan mengabsorpsi natrium. Akibatknya air juga di reabsorpsi
dan dikembalikan kedalam darah
3. Hormon glukokortikoid
Kelebihan
hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang
dikenal sebagai sindrom cushing. Biasanya orang-orang yang meminum obat steroid
akan menahan natrium dan air.
Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit
Elektrolit adalah substansi ion-ion
yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Elektrolit terdapat pada
seluruh cairan tubuh yang mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti
karbondioksida) disebut ion.Beberapa jenis garam akan dipecah menjadi
elektrolit.Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–.Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang
dapat mengahantarkan arus litrik.Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah
milliequivalent (mEq).Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari
1 mg dari hidrogen.
Ion-ion positif disebut kation.Contoh kation antara lain
natrium, kalium, kalsium, dan magnesium.Sedangkan ion-ion negatif disebut anion.Contoh anion antara lain
klorida, bikarbonat, dan fosfat.
a.Keseimbangan Elektrolit
Elektrolit
berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa,
memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular.Terdapat 2 elektrolit
yang mempengaruhi konsentrasi cairan intrasel dan ekstrasel yaitu natrium dan
kalium.
1).Keseimbangan
Natrium/sodium (Na+)
v Reabsorpsi dan sekresi ginjal
v Aldosteron,meningkatkan reabsorpsi
natrium di duktus kolekting nefron
v Pengaturan dan distribusi volume
cairan ekstrasel
v Mempertahankan volume darah
v Menghantarkan impuls saraf dan
kontraksi otot
Natrium
merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan
dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium
didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam
cairan ekstrasel melalui proses difusi.Pengaturan konsentrasi ion natrium
dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan
mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya
jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang
pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air.Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
2).Keseimbangan kalium/potassium (K+)
v
Sekresi dan
konservasi oleh ginjal
v
Aldosteron
meningkatkan pengeluaran
v
Pemindahan
dalam dan luar sel
v
Insulin
membantu memindahkan ke dalam sel dan luar sel,jaringan yang rusak
v
Mempertahankan
osmolaritas dan cairan intrasel
v
Transmisi
saraf dan impuls elektrik
v
Pengaturan
transmisi impuls jantung dan kontraksi otot
v
Pengaturan
asam basa
Kalium
adalah kation yang paling banyak pada intraseluler.Ion kalium 98% berada pada
cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh
melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5
mEq/Lt.
3).Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
v
Distribusi
antara tulang dan cairan ekstrasel
v
Hormon
paratiroid meningkatkan serum ,kalsitonin menurunkan kadar serum
v
Pembentukan
tulang dan gigi
v
Transmisi
impuls saraf
v
Pengaturan
kontraksi otot
v
Mempertahankan
pace maker jantung
v
Pembekuan
darah
v
Aktivitas
enzim pancreas,seperti lipase
Kalsium merupakan ion yang paling
banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk
pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi
tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam
tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang
dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah
maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi
kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon
kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal
4-5mEq/Lt.
4).Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium ditemukan
pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA,
regulasi neuromuscular dan fungsi jantung.Sumbernya didapat dari makanan
seperti sayuran hijau, daging dan ikan.Magnesium Diabsorpsi dari usus halus,
peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
5).Keseimbangan Fosfor (PO4–)
Fosfor
merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel,
tulang, otot rangka dan jaringan saraf.Fosfor sangat berperan dalam berbagai
fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak
dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi
kadar kalsium.Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal.Pengaturan konsentrasi
fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium.Jika kadar
kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah
normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.
6).Keseimbangan Klorida (Cl–)
Klorida
merupakan anion utama pada cairan ekstrasel.Klorida berperan dalam pengaturan
osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan
dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah.Disekresi
dan direabsorpsi bersama natrium diginjal.Pengaturan klorida oleh hormon
aldosteron.Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah
95-108mEq/Lt.
7).Keseimbangan
Bikarbonat
Bikarbonat
berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama
yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal.
Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk
menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.
b.Pengaturan dan Fungsi
Elektrolit
Jenis Cairan Elektrolit
Cairan
elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan
hipertonik.
1.Isotonik adalah suatu larutan yang
osmolalitasnya sama dengan plasma darah. Pemberian larutan isonik melalui
intravena akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari kompartemen intrasel.Konsentrasi isotonik disebut juga
normal saline yang banyak dipergunakan. Contohnya:Cairan Ringer’s, terdiri
atas: Na+, K+, Cl–, dan Ca2+.Cairan Ringer’s
Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, Ca2+, dan HCO3–.Cairan Buffer’s,
terdiri atas: Na+, K+,
Mg2+, Cl–, dan HCO3–
2.Hipotonik adalah
suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah dari plasma,
sehingga akan membuat air berpindah ke dalam sel.
3.Hipertonik adalah
suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih lebih besar dari plasma,
sehingga akan membuat air keluar dari dalam sel.
c.Proses Transport
1.Difusi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi difusi :
1.
Suhu berbanding lurus
2.
Konsentrasi
partikel
berbanding
lurus
3.
Ukuran molekul berbanding
terbalik
4.
Berat molekul dari partikel berbanding
terbalik
5.
Area permukaan
yang tersedia untuk difusi (luas permukaan membran) berbanding lurus
6.
Jarak lintas
dimana massa partikel harus berdifusi berbanding terbalik
2.Osmosis
Gerakan air
melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah
ke area dengan konsentrasi zat terlarut tinggi
Kecepatan osmosis dipengaruhi
oleh:
§ Konsentrasi solut di dalam larutan.
§ Suhu larutan,
§ Muatan listrik solut,
§ Perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.
3.Transpor
aktif
Difusi sederhana tidak akan terjadi jika tak ada
listrik atau gradien konsentrasi yang dibutuhkan.Energi diperlukan agar
substansi dapat pindah dari area sederhana tidak akan terjadi jika tak ada
listrik atau gradien konsentrasi yang dibutuhkan.Energi diperlukan agar
substansi dapat pindah dari area berkonsentrasi lebih rendah atau sama ke area
dengan konsentrasi sama atau lebih besar.
4.Filtrasi
Gerakan
air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan
tekanan hidrostatik rendah.
Proses
ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan
hidrostastik atau gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit
dan substansi terlarut lain yang berada
diantara cairan kapiler dan cairan interstitial.
Fungsi ion Elektrolit
1. Kontrol osmosis air
2. Keseimbangan asam – basa
3. Aliran listrik à potensial aksi (pada neuron)
4. Kofaktor enzim
• Cairan interstisial >< plasma à protein à tekanan koloid osmotik plasma
• Cairan ekstra sel: Na+ & Cl-
• Cairan intra sel: K+, protein, HPO42-
Hormon yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
1. ADH
Fungsi:
Menurunkan produksi urin dengan cara meningkatka reabsorpsi air oleh tubulus
ginjal.
Keadaan
kurang air → osmolaritas darah meningkat → kelenjar hipofisis merespon dengan melepaskan
ADH → reabsorpsi tubulus ginjal meningkat → air dikembalikan ke sirkulasi darah
→ haluaran urin berkurang
2. Aldosteron
Merupakan suatu
mineral kortikoloid yang diproduksi korteks adrenal.Yang berfungsi mengatur
keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal mengsekresi
kalium dan mengabsorpsi natrium. Akibatknya air juga di reabsorpsi dan
dikembalikan kedalam darah
3. Hormon glukokortikoid
Kelebihan
hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang
dikenal sebagai sindrom cushing. Biasanya orang-orang yang meminum obat steroid
akan menahan natrium dan air.
Keseimbangan
Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai zat yang
dapat memberikan ion H+ ke zat lain (donor proton), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima ion H+ dari zat lain (akseptor proton).Reaksi asam basa adalah
suatu reaksi pelepasan dan penerimaan proton.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen.Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4.Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem:
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen.Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4.Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem:
1.Sistem Bufer
Menetralisir kelebihan ion hydrogen,
bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama system buffer
adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam
organic pada cairan ekstraseluler.Ada 4 sistem bufer:
1. Bufer bikarbonat; merupakan
sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh
non-bikarbonat
2. Bufer protein; merupakan sistem
dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
3. Bufer hemoglobin; merupakan
sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat
4. Bufer fosfat; merupakan sistem
dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal yang menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat (fosfat, ammonia).
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal yang menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat (fosfat, ammonia).
Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35-7,45.
2.Pengaturan
pernapasan
Sistem respirasi dalam keseimbangan
asam basa adalah mempertahankan agar Pco2 selalu konstan walaupun terdapat
perubahan kadar CO2 akibat proses metabolism tubuh. Keseimbangan asam basa
respirasi bergantung pada keseimbanagn produksi dan ekskresi CO2.Jumlah CO2
yang berada di dalam darah tergantung pada laju metabolism sedangkan proses
ekskresi CO2 tergantung pada fungsi paru.Kelainan ventilasi dan perfusi pada
dasarnya akan mengakibatkan ketidakseimbanagn rasio ventilasi perfusi sehingga
akan terjadi ketidakseimbangan, ini akhirnya menyebabkan hipoksia maupun retensi
CO2 sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam basa.
3.Pengaturan oleh Ginjal
3.Pengaturan oleh Ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam
basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat.Pada
mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat,
buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hydrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke
dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium
di basolateral tubulus.Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi
bikarbonat dan pengeluaran asam.Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai
hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau
ketogenesis.
Ketidakseimbangan asam basa
diklasifikasikan menjadi asidosis metabolik,asidosis respiratorik,alkalosis
metabolik dan alkalosis respiratorik.
1.Asidosis
Hal ini dapat terjadi karena ganggan pada pernafasan (Respiratory asidosis) atau gangguan metabolisme (metabolic asidosis):
Hal ini dapat terjadi karena ganggan pada pernafasan (Respiratory asidosis) atau gangguan metabolisme (metabolic asidosis):
a.Respiratory acidosis: biasanya
kegagalan pada pembuangan CO2 dari tubu
b.Metabolic acidosis disebabkan
karena penumpukan asam
2.Alkalosis
Hal ini dapat terjadi karena gangguan pada pernafasan (respiratory alkolosis) atau gangguan pada metabolisme (metabolic alkalosis)
a.Respiratory alkolosis : disebabkan
karena pengeluaran paru-paru yang begitu cepat.
b.Metabolic alkalosis : disebabkan
karena hilangnya ion H+ dari cairan tubuh atau terjadi penambahan basa pada
cairan tubuh.
Tanda dan Gejala Gangguan Cairan dan Elektrolit
a.Hiponatremia
Hiponatremia
merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual,
muntah dan diare.
b.Hipernatremia
Hipernatremia
merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai
dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan
kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu
badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi
demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang
berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
c.Hipokalemia
Hipoklemia
merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini
dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami
diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi,
turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung,
lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan
bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L.
d Hiperkalemia
Hiperkalemia
merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi
pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium
yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual,
hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit
sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar
kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
e.Hipokalsemia
Hipokalsemia
me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai de:ngan
adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma
kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat
disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah
kalsium karena sekresi intestinal.
f,.Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g.Hipomagnesia
Hipomagnesia
merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya
iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi,
disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
h. Hipermagnesia
Hipermagnesia
merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan
adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Distribusi Cairan Tubuh
Cairan tubuh
ditrisbusikan antara dua komponen yaitu pada intraseluler dan
ekstraseluler.Cairan intraseluler(CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari BB sedangkan
cairan ekstraseluler(CES) 20% dari BB,cairan ini terdiri atas plasma (cairan
intravaskular) 5%,cairanintertisial (cairan disekitar tubuh seperti limfe)
10-15%,dan cairan transeluler (misalnya:cairan serebrospinalis,sinovial,cairan
dalam peritoneum,cairan dalam ronnga mata 1-3%).
Distribusi Cairan Tubuh:
Lokasi Jumlah
Cairan intrseluler (CIS) (40% dari BB)
Cairan Ekstraseluler (CES) (20% dari BB)
Interstisial (10-15%),
Intravaskluler (5%), dan Transeluler (1-3%)
-anak-anak 60 – 77%
-infant 77%
-embrio 97%
-manula 40 – 50 %
Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah mengalami kehilangan jaringan tubuh.
Regulasi Cairan Tubuh
Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses mekanisme ini.
Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, daro makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan namun tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru300-400 cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan terjadi beberapa mekanisme
-diproduksi ADH (anti diuretic hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air
-aldosteron diproduksi oleh corteks adrenal, berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang berefek pada peningkatan air di ekstraseluler
-renin yang dilepaskan sel jukstaglomerural ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi . . dan sekresi aldosteron.
Menghitung kebutuhan cairan
Cara menghitung balance cairan
-RUMUS BALANCE
CM - CK - IWL
-RUMUS IWL
(15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM
-RUMUS IWL KENAIKAN SUHU
(10% X CM) X jumlah kenaikan suhu] / 24 JAM + IWL Normal
Mengatur tetesan infus
Tetesan infuse diatur sesuai program pengobatan, tidak boleh terlalu cepat atau terlalu l lambat.
Ada dua metode yang digunakn untuk menghitung jumlah tetesan, yakni :
1. Jumlah milliliter/jam. Jumlah tetesan dihitung dengsn membandingkan volume cairan yang harus diberikan pemberian (jam (ml) dengan lamanya).Contoh : 3000 ml cairan RL harus diberikan dalam 24 jam.Dengan demikian jumlah tetesan = 3000ml 24 jam= 125 ml/jam
Tetesan infuse diatur sesuai program pengobatan, tidak boleh terlalu cepat atau terlalu l lambat.
Ada dua metode yang digunakn untuk menghitung jumlah tetesan, yakni :
1. Jumlah milliliter/jam. Jumlah tetesan dihitung dengsn membandingkan volume cairan yang harus diberikan pemberian (jam (ml) dengan lamanya).Contoh : 3000 ml cairan RL harus diberikan dalam 24 jam.Dengan demikian jumlah tetesan = 3000ml 24 jam= 125 ml/jam
2.
Tetesan/menit. Jumlah tetesan dihitung dengan mengalikan jumlah cairan yang
dibutuhkan (ml) dengan factor tetes, kemudian membaginya dengan lama pemberin
(menit).Factor tetes ditentukan berdasarkan alat yang digunakan.
Rumus
pemberian cairan:
Tetes =
Jumlah cairan yang dibutuhkan X Faktor tetes (makro/mikro)
Total waktu
(jam x 60 menit)
Pedoman :
Factor tetes
makro : 20 tetes
Factor tetes
mikro : 60 tetes
1 kolf : 500ml
Yaitu
pengukuran cairan yang masuk kedalm tubuh dan keluar dari tubuh sebagai hasil
dari metabolisme
Tujuan:
1).untuk mengetahui dengan tepat caira yang asuk dan yang keluar
2).untuk mengetahui dengan tepat banyaknya cairan yang perlu diberikan
1).untuk mengetahui dengan tepat caira yang asuk dan yang keluar
2).untuk mengetahui dengan tepat banyaknya cairan yang perlu diberikan
Mengidentifikasi Gangguan
dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit
Gangguan
Keseimbangan Cairan
Sebagai
masalah di seluruh dunia, diare adalah indikasi yang paling penting untuk
pergantian cairan dan elektrolit absorpsi natrium dan air di usus ditingkatkan
oleh glukosa (dan karbohidrat lain). Penggantian cairan dan kehilangan
elektrolit karena diare dapat dicapai dengan memberikan larutan yang mengandung
natrium, kalium dan glukosa (larutan rehidrasi oral). Penggantian cairan oral
dilakukan pada pasien yang mengalami diare terhadap Virus dan infeksi saluran
nafas.
1. Memberikan Cairan Per Oral
Tujuan :
untuk memenuhi kebutuhan cairan sesuai dengan program pengobatan.
Indikasi :
pasien yang memerlukan tambahan cairan dalam jumlah yang banyak.
2. Memberikan Cairan Perparentral
Yaitu
memasukkan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan menggunakan semprit dan
jarum suntik steril.Tujuan menyiapkan dan memberikan obat melalui jaringan
tubuh adalah:
1.Mempercepat reaksi dari cairan obat ,untuk penyembuhan
1.Mempercepat reaksi dari cairan obat ,untuk penyembuhan
2.Mendapatkan
reaksi setempat, misalnya test mantoux
3.Membantu
menegakkan diagnosa, misalnya penyempitan zat kontras
4.Mendapatkan kekebalan (imunisasi), misalnya memberikan suntikan DPT,ATS,BCG.
4.Mendapatkan kekebalan (imunisasi), misalnya memberikan suntikan DPT,ATS,BCG.
3. Suntikan
Intramuskuler
Yaitu
menyuntikan obat ke dalam otot
Tempat
penyuntikan pada Otot bokong (musculus gluteus maximus) kanan atau kiri yang
tepat adalah 1/3 bagian dari spins illiecce anterior superior ke tulang ekor
(os cocygeus),Otot paha bagian luar (musculus quadriceps femoris),Otot pangkal
lengan (musculus deltoideus)
4. Suntikan
Intravena
Yaitu
menyuntikan cairan obat ke dalam vena.Tempat penyuntikan pada vena yang dangkal
dan dekat dengan tulang, misalnya :Pada lengan (vena medians cubiti/ vena
cephalica),Pada tungkai (vena saphenous)
Pada leher (vena jungularis),khusus pada anak dan Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis), khusus pada anak
Pada leher (vena jungularis),khusus pada anak dan Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis), khusus pada anak
Tujuan :
Tujuan suntikan intravena adalah mempercepat reaksi, karena obat langsung masuk keperedaran darah.
Tujuan suntikan intravena adalah mempercepat reaksi, karena obat langsung masuk keperedaran darah.
5 Memberikan
infus
Yaitu
memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang banyak dalam
waktu yang lama ke dalam vena dengan menggunakan peragkat infuse (infuse set)
secara bertetes.
Tujuan:
Tujuan
memberikan infuse adalah sebagai pengobatanmencukupi kebutuhan tubuh akan
cairan dan elektrolit sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat/tidak boleh
melalui mulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar