Rabu, 02 Desember 2015

Cairan Dan Elektrolit


Cairan dan elektrolit


Keseimbangan cairan dan elektrolit 
       Mempertahankan volume cairan tubuh agar relatif konstan dan komposisinya tetap stabil penting untuk homeostasis. Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan dari tubuh.
Kompartemen cairan tubuh:
    





Semua cairan tubuh didistribusikan terutama diantara
    2 (dua) kompartemen:
    a. Cairan ekstra sel: 1. Cairan intertisial.
                                     2. Plasma darah.
    b. Cairan intra sel.
 Ada juga kompartemen cairan lainnya yang kecil yang disebut cairan trans selular,meliputi :
     -  cairan dalam rongga sinovial.
     -  Cairan dalam peritoneum.
     -  Cairan intra okular.
     -  Cairan serebrospinal.
Cairan tersebut biasanya dianggap jenis cairan ekstra sel khusus  walaupun mempunyai komposisi yang berbeda dengan komposisi plasma atau cairan Interstisial.
Cairan trans selular seluruhnya berjumlah 1-2 liter.

Distribusi cairan tubuh

    Rata-rata orang BB 70 Kg memiliki total cairan tubuh 60 % BB atau sekitar 42 liter. Presentase bisa berubah tergantung umur,kelamin dan derajat obesitas.Seiring dengan pertumbuhan persentase total cairan tubuh terhadap BB berangsur akan menurun,akibat peningkatan lemak tubuh.Wanita umumnya mempunyai lemak tubuh lebih banyak dari laki-laki wanita mempunyai lebih sedikit cairan dibanding laki-laki dengan BB sama.

1. Cairan Intrasel.
       Sekitar 28-42 liter cairan tubuh ada didalam 75 triliun sel dan secara keseluruhan disebut cairan Intrasel .Jadi cairan Intrasel merupakan 40% dari BB total pada orang “rata-rata”.Cairan masing-masing sel mengandung campuran tersendiri dengan berbagai zat namun konsentrasinya hampir sama antara satu sel dengan sel lainnya.

2.Cairan ekstrasel.
       Semua cairan diluar sel secara keseluruhan disebut cairan ekstrasel .Cairan ini merupakan 20 % dari BB,atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan BB 70 Kg.Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel :
         1.Cairan Interstisial.
            Berjumlah > ¾ bagian dari cairan ekstrasel.
         2. Cairan Plasma.
             Berjumlah ¼ bagian cairan ekstrasel atau sekitar 3 liter.Plasma adalah bagian darah yang tidak mengandung sel, plasma terus menerus menukar zat dengan cairan Interstisial melalui pori-pori membran intra kapiler. Pori-pori ini sangat permiabel utk semua zat yang terlarut dalam cairan ekstrasel kecuali protein.
 3. Volume Darah.
       Darah mengandung cairan ekstrasel (cairan dalam plasma) dan cairan intrasel ( dalam sel darah merah/eritrosit).Akan tetapi darah dianggap sebagai kompartemen cairan terpisah,karena darah berada didalam ruangnya tersendiri (pembuluh darah).Volume darah penting untuk mengatur dinamika sitem kardiovaskuler.Rata-rata volume darah orang dewasa adalah 7 % dari BB atau sekitar 5 liter.Sekitar 60 % darah berupa plasma, 40 % berupa sel darah merah. Tetapi presentase ini bervariasi pada masing-masing orang tergantung jenis kelamin,berat badan dsb.

Prosentase total cairan tubuh dibanding BB
 


























Komposisi Cairan Tubuh
1.oksigenyang berasal dari paru-paru
2.nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan
3.produk metabolisme seperti karbondioksida
4.ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul disebut juga elektrolit.Seperti sodium klorida dipecah menjadi satu ion natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (CL-).Ion yang bermuatan positif disebut kation sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion.
Fungsi Cairan
1.mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperartur tubuh
2.transpor nutrisi ke sel
3.transpor hasil sisa metabolisme
4.transpor hormon
5.pelumas antar-organ
6.mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.
Keseimbangan cairan
Ditentukan oleh intake cairan dan output caran.Intake cairan berasa dari minuman dan makanan.Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800-2500 mi/hari.pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1200-1500 ml/hari,feses 200 ml,paru-paru 100-200 ml dan kulit 600-800 ml.
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit:
1.Usia
Semakin muda usianya smakin banyak total cairan tubuh.Pada usia bayi pergerakan cairan lebih mudh terjdi sehingga rentan dehidrasi.
2.Temperartur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan bekeringat sehingga pengeluaran cairan akan lebih banyak.Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 gram/hari.
3.Diet
Pada keadaan normal sekitar 1000 ml ir berasal dri makanan dengan demikian intake makanan yang kurang akan mempengaruhi jumlah cairan tubuh.
4.Stres
Stres dapat menimbulkan peningktan metabolisme sel,konsentrasi darah,dan glikosis otot,mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
5.Sakit kronis
Penyakitnya diantara lain adalah gagal ginjal,gagal jantung,pasien sirotis hepatis dan paru-paru.
6.Pembedahan dan trauma jaringan
Pada saat pembedahan dan trumajaringan terjadi pendarahan yang mengakibatkan ketidakseimbangan cairan.
7.Mual dan muntah
Muntah yang lama da banyak berpotensi terjadi ketidakseimbangan asam basa,pasien akan mengalami kehilangan ion hidrogen sehingga menjadi alkalosis.
8.Diare
Cairan dari usus yang keluar banyakmengandung bikarbont sehingga pasien diare dapat mengakibatkan asidosis metbolik.
9.Diaforesis
Pengeluaran keringat yang berlebihan terjadi pada peningkatan aktivitas fisik,demam,dan terpapar suhu lingkungan yang panas.
10.Luka Bakar
Pelindung utama terhadap pengeluaran cairan tubuh dan dapat menimbulkan kehilangan cairan,elektrolit dan protein plasma.
12.Penggunaan diuretik
Berperan dalam peningkatan eskresi cairan dan elektrolit tubuh,digunakan oleh pasien dengan edema gagal jantung dan gagal ginjal.
13.Kehamilan
Hiperemesis pada wanita hamil mengakibatkan pengeluaran cairan dan elektrolit berlebihan.Karena hamil juga mengakibatkan bendungan ven terutama pada ekstremitas sehingga edema dapat terjadi. 

Hormon yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit : 
   1. ADH
Fungsi: Menurunkan produksi urin dengan cara meningkatka reabsorpsi air oleh tubulus ginjal.
Keadaan kurang air → osmolaritas darah meningkat → kelenjar hipofisis merespon dengan melepaskan ADH → reabsorpsi tubulus ginjal meningkat → air dikembalikan ke sirkulasi darah → haluaran urin berkurang
     2. Aldosteron
Merupakan suatu mineral kortikoloid yang diproduksi korteks adrenal.
Fungsi : Mengatur keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal mengsekresi kalium dan mengabsorpsi natrium. Akibatknya air juga di reabsorpsi dan dikembalikan kedalam darah
   3. Hormon glukokortikoid
Kelebihan hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang dikenal sebagai sindrom cushing. Biasanya orang-orang yang meminum obat steroid akan menahan natrium dan air.

Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit
Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh yang mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida) disebut ion.Beberapa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit.Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl.Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik.Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq).Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
Ion-ion positif disebut kation.Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium.Sedangkan ion-ion negatif disebut anion.Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.
a.Keseimbangan Elektrolit
Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular.Terdapat 2 elektrolit yang mempengaruhi konsentrasi cairan intrasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
1).Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
v Reabsorpsi dan sekresi ginjal
v Aldosteron,meningkatkan reabsorpsi natrium di duktus kolekting nefron
v Pengaturan dan distribusi volume cairan ekstrasel
v Mempertahankan volume darah
v Menghantarkan impuls saraf dan kontraksi otot
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi.Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air.Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
2).Keseimbangan kalium/potassium (K+)
v  Sekresi dan konservasi oleh ginjal
v  Aldosteron meningkatkan pengeluaran
v  Pemindahan dalam dan luar sel
v  Insulin membantu memindahkan   ke dalam sel dan luar sel,jaringan yang rusak
v  Mempertahankan osmolaritas dan cairan intrasel
v  Transmisi saraf dan impuls elektrik
v  Pengaturan transmisi impuls jantung dan kontraksi otot
v  Pengaturan asam basa
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler.Ion kalium 98% berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
3).Keseimbangan Kalsium (Ca2+)

v  Distribusi antara tulang dan cairan ekstrasel
v  Hormon paratiroid meningkatkan serum ,kalsitonin menurunkan kadar serum
v  Pembentukan tulang dan gigi
v  Transmisi impuls saraf
v  Pengaturan kontraksi otot
v  Mempertahankan pace maker jantung
v  Pembekuan darah
v  Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.

4).Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung.Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan.Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
5).Keseimbangan Fosfor (PO4)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf.Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium.Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal.Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium.Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.
6).Keseimbangan Klorida (Cl)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel.Klorida berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah.Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal.Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron.Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7).Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.
b.Pengaturan dan Fungsi Elektrolit
Jenis Cairan Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan  hipertonik.
1.Isotonik adalah suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah. Pemberian larutan isonik melalui intravena akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari kompartemen intrasel.Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contohnya:Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, dan Ca2+.Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, dan HCO3.Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl dan HCO3
2.Hipotonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah dari plasma, sehingga akan membuat air berpindah ke dalam sel.
3.Hipertonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih lebih besar dari plasma, sehingga akan membuat air keluar dari dalam sel.
c.Proses Transport
1.Difusi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi difusi :
1.    Suhu berbanding lurus
2.    Konsentrasi partikel berbanding lurus
3.    Ukuran molekul berbanding terbalik
4.    Berat molekul dari partikel berbanding terbalik
5.    Area permukaan yang tersedia untuk difusi (luas permukaan membran)       berbanding lurus
6.    Jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusi berbanding terbalik

2.Osmosis
Gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut tinggi
Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh:
     §   Konsentrasi solut di dalam larutan.
     §   Suhu larutan,
     §   Muatan listrik solut,
     §   Perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.
3.Transpor aktif
Difusi sederhana tidak akan terjadi jika tak ada listrik atau gradien konsentrasi yang dibutuhkan.Energi diperlukan agar substansi dapat pindah dari area sederhana tidak akan terjadi jika tak ada listrik atau gradien konsentrasi yang dibutuhkan.Energi diperlukan agar substansi dapat pindah dari area berkonsentrasi lebih rendah atau sama ke area dengan konsentrasi sama atau lebih besar.
4.Filtrasi
Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah.
Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostastik atau gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit  dan substansi terlarut lain yang berada diantara cairan kapiler dan cairan interstitial.
Fungsi ion Elektrolit
1.      Kontrol osmosis air
2.      Keseimbangan asam – basa
3.      Aliran listrik à potensial aksi (pada neuron)
4.      Kofaktor enzim
  Cairan interstisial >< plasma à protein à tekanan koloid osmotik plasma
  Cairan ekstra sel: Na+ & Cl-
  Cairan intra sel: K+, protein, HPO42-
Hormon yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
1. ADH
Fungsi: Menurunkan produksi urin dengan cara meningkatka reabsorpsi air oleh tubulus ginjal.
Keadaan kurang air → osmolaritas darah meningkat → kelenjar hipofisis merespon dengan melepaskan ADH → reabsorpsi tubulus ginjal meningkat → air dikembalikan ke sirkulasi darah → haluaran urin berkurang
            2. Aldosteron
Merupakan suatu mineral kortikoloid yang diproduksi korteks adrenal.Yang berfungsi mengatur keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal mengsekresi kalium dan mengabsorpsi natrium. Akibatknya air juga di reabsorpsi dan dikembalikan kedalam darah
3. Hormon glukokortikoid
Kelebihan hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang dikenal sebagai sindrom cushing. Biasanya orang-orang yang meminum obat steroid akan menahan natrium dan air.

Keseimbangan Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (akseptor proton).Reaksi asam basa adalah suatu reaksi pelepasan dan penerimaan proton.
       Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen.Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4.Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem:
1.Sistem Bufer
Menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama system buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.Ada 4 sistem bufer:
1. Bufer bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk      perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat
2. Bufer protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
3. Bufer hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat
4. Bufer fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal yang menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat (fosfat, ammonia).

       Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35-7,45.
2.Pengaturan pernapasan
Sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa adalah mempertahankan agar Pco2 selalu konstan walaupun terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolism tubuh. Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbanagn produksi dan ekskresi CO2.Jumlah CO2 yang berada di dalam darah tergantung pada laju metabolism sedangkan proses ekskresi CO2 tergantung pada fungsi paru.Kelainan ventilasi dan perfusi pada dasarnya akan mengakibatkan ketidakseimbanagn rasio ventilasi perfusi sehingga akan terjadi ketidakseimbangan, ini akhirnya menyebabkan hipoksia maupun retensi CO2 sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam basa.

     3.Pengaturan oleh Ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat.Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hydrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus.Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau ketogenesis.
Ketidakseimbangan asam basa diklasifikasikan menjadi asidosis metabolik,asidosis respiratorik,alkalosis metabolik dan alkalosis respiratorik.
1.Asidosis
       Hal ini dapat terjadi karena ganggan pada pernafasan (Respiratory asidosis) atau gangguan metabolisme (metabolic asidosis):
a.Respiratory acidosis: biasanya kegagalan pada pembuangan CO2 dari tubu
b.Metabolic acidosis disebabkan karena penumpukan asam

2.Alkalosis
       Hal ini dapat terjadi karena gangguan pada pernafasan (respiratory alkolosis) atau gangguan pada metabolisme (metabolic alkalosis)
a.Respiratory alkolosis : disebabkan karena pengeluaran paru-paru yang begitu   cepat.
b.Metabolic alkalosis : disebabkan karena hilangnya ion H+ dari cairan tubuh atau terjadi penambahan basa pada cairan tubuh.
Tanda dan Gejala Gangguan Cairan dan Elektrolit
a.Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare.
b.Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
c.Hipokalemia
Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L.
d Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
e.Hipokalsemia
Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
f,.Hiperkalsemia
       Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g.Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
h.     Hipermagnesia
Hipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Distribusi Cairan Tubuh
Cairan tubuh ditrisbusikan antara dua komponen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler.Cairan intraseluler(CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari BB sedangkan cairan ekstraseluler(CES) 20% dari BB,cairan ini terdiri atas plasma (cairan intravaskular) 5%,cairanintertisial (cairan disekitar tubuh seperti limfe) 10-15%,dan cairan transeluler (misalnya:cairan serebrospinalis,sinovial,cairan dalam peritoneum,cairan dalam ronnga mata 1-3%).
Distribusi Cairan Tubuh:
Lokasi                                                         Jumlah
Cairan intrseluler (CIS)                              (40% dari BB)
Cairan Ekstraseluler (CES)                        (20% dari BB)
Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan   Transeluler (1-3%)
-dewasa 60%
-anak-anak 60 – 77%
-infant 77%
-embrio 97%
-manula 40 – 50 %
Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah mengalami kehilangan jaringan tubuh.

Regulasi Cairan Tubuh
        Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses mekanisme ini.
        Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, daro makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan namun tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru300-400 cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan terjadi beberapa mekanisme
-diproduksi ADH (anti diuretic hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air
-aldosteron diproduksi oleh corteks adrenal, berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang berefek pada peningkatan air di ekstraseluler
-renin yang dilepaskan sel jukstaglomerural ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi . . dan sekresi aldosteron.

Menghitung kebutuhan cairan

Cara menghitung balance cairan
-RUMUS BALANCE
CM - CK - IWL
-RUMUS IWL
(15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM
-RUMUS IWL KENAIKAN SUHU
(10% X CM) X jumlah kenaikan suhu] / 24 JAM + IWL Normal

Mengatur tetesan infus
      Tetesan infuse diatur sesuai program pengobatan, tidak boleh terlalu cepat atau terlalu l lambat.
Ada dua metode yang digunakn untuk menghitung jumlah tetesan, yakni :
1. Jumlah milliliter/jam. Jumlah tetesan dihitung dengsn membandingkan  volume cairan      yang harus diberikan pemberian (jam (ml) dengan lamanya).Contoh : 3000 ml cairan RL harus diberikan dalam 24 jam.Dengan demikian jumlah tetesan = 3000ml 24 jam= 125 ml/jam
2. Tetesan/menit. Jumlah tetesan dihitung dengan mengalikan jumlah cairan yang dibutuhkan (ml) dengan factor tetes, kemudian membaginya dengan lama pemberin (menit).Factor tetes ditentukan berdasarkan alat yang digunakan.
Rumus pemberian cairan:
Tetes = Jumlah cairan yang dibutuhkan X Faktor tetes (makro/mikro)
Total waktu (jam x 60 menit)
Pedoman :
Factor tetes makro : 20 tetes
Factor tetes mikro  : 60 tetes
1 kolf                     : 500ml
Menghitung intake dan output cairan


Yaitu pengukuran cairan yang masuk kedalm tubuh dan keluar dari tubuh sebagai hasil dari metabolisme
Tujuan:
1).untuk mengetahui dengan tepat caira yang asuk dan yang keluar
2).untuk mengetahui dengan tepat banyaknya cairan yang perlu diberikan
Mengidentifikasi Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit 
Gangguan Keseimbangan Cairan
Sebagai masalah di seluruh dunia, diare adalah indikasi yang paling penting untuk pergantian cairan dan elektrolit absorpsi natrium dan air di usus ditingkatkan oleh glukosa (dan karbohidrat lain). Penggantian cairan dan kehilangan elektrolit karena diare dapat dicapai dengan memberikan larutan yang mengandung natrium, kalium dan glukosa (larutan rehidrasi oral). Penggantian cairan oral dilakukan pada pasien yang mengalami diare terhadap Virus dan infeksi saluran nafas.    

1. Memberikan Cairan Per Oral
Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan cairan sesuai dengan program pengobatan.
Indikasi : pasien yang memerlukan tambahan cairan dalam jumlah yang banyak.

2. Memberikan Cairan Perparentral
Yaitu memasukkan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan menggunakan semprit dan jarum suntik steril.Tujuan menyiapkan dan memberikan obat melalui jaringan tubuh adalah:
1.Mempercepat reaksi dari cairan obat ,untuk penyembuhan
2.Mendapatkan reaksi setempat, misalnya test mantoux
3.Membantu menegakkan diagnosa, misalnya penyempitan zat kontras
4.Mendapatkan kekebalan (imunisasi), misalnya memberikan suntikan DPT,ATS,BCG.
3. Suntikan Intramuskuler
Yaitu menyuntikan obat ke dalam otot
Tempat penyuntikan pada Otot bokong (musculus gluteus maximus) kanan atau kiri yang tepat adalah 1/3 bagian dari spins illiecce anterior superior ke tulang ekor (os cocygeus),Otot paha bagian luar (musculus quadriceps femoris),Otot pangkal lengan (musculus deltoideus)
4. Suntikan Intravena
Yaitu menyuntikan cairan obat ke dalam vena.Tempat penyuntikan pada vena yang dangkal dan dekat dengan tulang, misalnya :Pada lengan (vena medians cubiti/ vena cephalica),Pada tungkai (vena saphenous)
Pada leher (vena jungularis),khusus pada anak dan Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis), khusus pada anak
Tujuan :
Tujuan suntikan intravena adalah mempercepat reaksi, karena obat langsung masuk keperedaran darah.
5 Memberikan infus
Yaitu memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang lama ke dalam vena dengan menggunakan peragkat infuse (infuse set) secara bertetes.
Tujuan:
Tujuan memberikan infuse adalah sebagai pengobatanmencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat/tidak boleh melalui mulut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar